Peta jalan tersebut mencakup 7 aspek strategis, yakni logistik, pendanaan, perlindungan konsumen, infrastruktur komunikasi, perpajakan, pengembangan SDM, serta cyber security. Seluruh komponen tersebut merupakan faktor krusial bagi kemajuan industri e-commerce nasional. Maka itu Asosiasi senantiasa berkomitmen untuk memberikan masukkan dan berperan aktif selama proses penyusunan, implementasi, hingga evaluasi ke depannya.
Dari sisi pendanaan, kabar positif didapat dari pembukaan Daftar Negatif Investasi untuk model bisnis e-commerce berbasis market place, price comparison, daily deals, dan iklan baris online. Ke depannya, diharapkan hal serupa juga diberlakukan untuk peritel online. Investasi asing sangat krusial bagi bisnis startup, karena dapat memberikan kesamaan kesempatan dengan usaha yang telah mendapat investasi sebelumnya (pra-pemberlakuan DNI), pilihan akses pendanaan yang tidak semata didominasi konglomerat lokal, serta yang terpenting adalah transfer of knowledge dan teknologi dari para pemain asing yang sudah lebih dahulu berkecimpung di industri ini.
Selain investasi, para perintis usaha e-commerce ke depannya juga akan diberikan beberapa pilihan akses pendanaan seperti modal ventura, seed capital, hibah pemerintah, subsidi, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan lainnya. Perihal optimalisasi KUR, Asosiasi tengah mengusulkan proses verifikasi khusus yang diadopsi dari prosedur yang berlaku di sektor konvensional. Dalam ekonomi digital, hampir semua data dan transaksi terkumpul dalam bentuk informasi digital, yang dapat diekstraksi sebagai basis empiris verifikasi tersebut. Hal ini bukan hanya akan mendorong pertumbuhan UMKM jauh lebih cepat, tetapi juga meningkatkan efektifitas kinerja industri perbankan penyalur KUR.
Masih banyak lagi agenda yang tengah digodok oleh asosiasi bersama pemerintah sebagai perwujudan peta jalan tersebut. Di antaranya adalah pembentukan Papan Pengembangan Teknologi di bursa saham untuk membuka partisipasi publik, penyusunan safe harbor policy untuk memberikan perlindungan bagi penyedia platform berbasis online, serta kebijakan perpajakan yang kondusif bagi kemajuan industri.
Di tengah euforia positif ini, Indonesia akan menyelenggarakan perhelatan e-commerce terbesar “Indonesia E-Commerce Summit & Expo (IESE)” pada tanggal 27 – 29 April mendatang. Acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi E-Commerce Indonesia bersama Kementrian Perdagangan, Kementrian Kominfo, dan Badan Ekonomi Kreatif ini bertujuan untuk semakin mengukuhkan posisi Indonesia dalam kancah perekonomian digital dunia. Puluhan tokoh terkemuka e-commerce dunia dan nasional akan berkumpul untuk berbagi pemikiran dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan dan transformasi.
“Saat ini merupakan momen historis bagi industri e-commerce nasional. Kami sangat optimis Indonesia telah berada di jalur yang tepat. Maka itu, kami mengajak semua elemen untuk bergerak cepat mewujudkan mimpi bersama melalui program kerja yang telah ditentukan. Mari kita gunakan forum IESE nanti untuk mengevaluasi pencapaian kerja keras kita selama beberapa bulan ke depan,” ungkap Daniel Tumiwa selaku Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia.

No comments: